Selasa, 12 Juni 2012

Komposisi


Mengenal komposisi
            Teknik fotografi yang baik saja tidak cukup untuk menghasilkan foto yang bagus. Elemen selanjutnya yang harus dikuasai oleh fotografer adalah komposisi.
            Menurut Prof. Dr. R. M Soelarko komposisi adalah “susunan”. Dalam bidang fotografi komposisi dapat disimpulkan sebagai susunan garis, nada, kontras dan tekstur yang diatur dalam suatu format. Sulaeman Abadi, S.Pd menekankan komposisi sebagai suatu susunan, gabungan, laras, harmoni, kesesuaian, keseimbangan dari elemen-elemen yang ada, yang saling mendukung dan dibatasi/ diatur dalam suatu format untuk menjadikan sesuatu menjadi serasi sesuai dengan kehendak mata yang melihatnya.
            Dalam pengertian yang lebih sederhana, komposisi adalah ilmu tentang peletakan obyek untuk menghasilkan foto yang brilian. Misalnya saat kita menghadiri acara pernikahan dan berkesempatan foto bersama dengan pengantin serta rekan-rekan yang lain. Sang fotografer tentu akan mengarahkan di deret mana kita harus berdiri. Biasanya pengaturan komposisi sederhana ini dipengaruhi oleh tinggi badan. Namun dalam fotografi, komposisi tidak hanya sekedar menempatkan orang sesuai tinggi dan rendah badan mereka saja. Komposisi banyak dipraktekkan dalam berbagai kasus fotografi yang bertujuan agar foto terlihat hidup dan dinamis alias tidak membosankan.
            Komposisi membantu kita mengabaikan obyek-obyek yang tidak teratur dan “memaksa” kita memburu momen-momen yang lebih menarik sesuai dengan kaidah komposisi.
Gambar 5.1
Contoh foto dengan komposisi yang baik

                                        inmagine.com
            Dewasa ini pada saat perkembangan fotografi, khususnya fotografi digital sangat pesat, prinsip-prinsip komposisi pun mengalami pergeseran. Bahkan beberapa fotografer membuat konsep baru tentang komposisi dengan pemaknaan yang juga berbeda. Menurut mereka komposisi foto yang keluar dari pakem membuat foto itu tidak saja unik tetapi eye catching.

            Namun setidaknya, ada prinsip-prinsip komposisi yang sudah dikenal sejak lama dan hingga kini masih digunakan, yakni golden mean, golden section, golden rectangle dan golden ratio. Prinsip komposisi tersebut berasal dari ilmu geometri yang dipakai sejak jaman Renaissance dan digunakan oleh para seniman dalam membuat karya seni.
            Golden mean menggunakan formula geometri seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5.2
Konsep golden mean

            Formula tersebut diawali dengan pembuatan bujur sangkar A yang memiliki panjang sama sisi. Selanjutnya, bagilah bujur sangkar tersebut menjadi dua bagian yang sama. Letakkan titik x pada pertengahan bujur sangkar sebagai dasar dari titik pusat radius antara titik x dan y.
            Perpanjangan bujur sangkar tersebut didasarkan pada lingkaran yang berpusat di x hingga titik z membentuk tambahan area pada area B. Bujur sangkar tersebut akhirnya akan membentuk persegi panjang denga proporsi 5 : 8.
Rasio 5 :8 tersebut sangat dekat dengan rasio pada format film 35 mm, yaitu 24 x 36 mm = 5 : 7.5.
            Dari perbandingan tersebut, kita bisa menentukan bentuk-bentuk komposisi bujur sangkar yang sempurna dalam komposisi fotografi. Kita dapat pula menentukan pembagian area komposisi bujur sangkar dengan menarik garis diagonal dari sisi kanan atas bujur sangkar dengan menarik garis diagonal dari sisi kanan atas ke pojok kiri bawah. Selanjutnya, tarik garis dari pojok kanan atas ke titik y secara langsung seperti gambar berikut :
Gambar 5.3
Konsep harmoni komposisi golden mean

            Formula golden mean ini bisa kita putar dan sesuaikan dengan objek komposisi yang akan kita buat. Cukup sulit untuk menyesuaikan konsep golden mean dalam kamera pada saat kita melakukan pemotretan, namun hal ini bisa dipermudah dengan menggunakan teknik editing digital pemotongan gambar atau cropping.
 Gambar 5.4
Contoh foto dengan memakai komposisi golden mean


                                              photoinf.com

            Selanjutnya adalah komposisi golden rectangle. Bentuk pembagian golden rectangle menggunakan persegi panjang yang bisa dibagi menjadi beberapa bujur sangkar yang jumlahnya mengikuti bilangan tertentu. Bilangan tersebut dikenal dengan bilangan Fibonacci, yakni 1,1,2,3,5,8,13,21,34 dan seterusnya. Jika digambarkan dalam komposisi kotak, maka akan terbentuk semacam spiral yang juga disebut sebagai golden spiral. Berikut adalah contoh komposisi golden rectangle.
 
Gambar 5.5
Konsep proporsi golden rectangle

                                          jwilson.coe.uga.edu

Gambar 5.6
Contoh foto dengan proporsi golden rectangle

                    jakegarn.com
            Dari contoh konsep golden tersebut bisa kita ketahui bahwa center of intrest sebuah foto tidak selalu berada di tengah. Semua momen foto bisa menggunakan konsep golden, seperti yang disebutkan oleh Michael Minner yang menggunakan konsep yang disebut sebagai golden triangle.
            Konsep golden triangle merupakan pengembangan konsep golden lain yang menempatkan garis-garis diagonal membentuk segitiga-segitiga yang akhirnya juga membentuk empat persegi panjang.
Gambar 5.7
Konsep proporsi golden triangle


Gambar 5.8
Contoh foto dengan komposisi golden triangle

                inmagine.com
Prinsip-prinsip komposisi

Perspektif
            Perspektif berfungsi untuk menciptakan efek dalam atau jauh pada sebuah foto. Cara mudah menciptakan foto dengan kesan perspektif adalah dengan mengikuti garis, entah yang dibentuk oleh garis jalan raya, rel kereta api, jalan setapak atau garis-garis lurus lainnya. Syaratnya, minimal ada dua garis yang nanti berkonvergen, seolah-olah “di ujung sana” bertemu dalam satu titik. Perspektif yang seperti ini disebut linear perspektif. Minimal ada 5 cara membentuk perspektif.
1.      Pilihlah sudut pandang yang menunjukkan jarak tertentu, terutama pada objek yang ada di depan dan obyek yang paling belakang dalam foto, jadi kuncinya ada pada jarak.
2.      Gunakan lensa wide untuk menciptakan perspektif yang linier (lurus), sehingga tercipta jarak yang jauh dan luas antara obyek yang ada di depan dan obyek yang paling belakang (background). Lensa normal atau lensa tele tidak ideal untuk digunakan membuat perspektif dalam.
3.       Atur pencahayaan agar obyek yang ada di depan lebih terang dibandingkan obyek yang ada di barisan paling belakang.
4.      Akan menjadi ide bagus jika pada jarak-jarak tertentu, kita letakkan obyek-obyek yang memiliki ukuran-ukuran umum yang dapat dikenali oleh semua orang. Tujuannya supaya tercipta kesan menjauh (obyek yang jauh pastinya akan terkesan semakin mengecil)
5.      Buatlah agar fokus foto menjadi berkurang secara perlahan-lahan sampai bagian latar belakang menjadi tidak setajam objek latar depan.
 
Gambar 5.9
Contoh foto dengan prinsip perspektif


    gettyimages.com

            Mengkomposisikan foto tidak sama dengan framing. Framing adalah menggunakan lensa untuk men-zoom atau mengarahkan kamera ke atas atau ke bawah. Dalam memahami komposisi foto diperlukan pemahaman tentang perspektif, sudut pandang dan kedalaman ruang. Untuk mendapatkan perspektif foto yang menarik seorang fotografer tidak hanya menggunakan zoom namun mencoba posisi-posisi yang tidak lazim seperti misalnya menempatkan kamera di bawah tanah (low angle) atau diatas kepada (overhead). Fotografer juga harus memahami dan menggunakan jarak fokus lensa yang sesuai untuk memenuhi aspek kedalaman (sense of depth).

Gambar 5.10
Contoh foto dengan sudut pandang low angle

                             bangkaphotography.com   

Gambar 5.11
Contoh foto dengan sudut pandang overhead

                            gettyimages.com
Rule of thirds
            Aturan sepertiga merupaka prinsip komposisi yang paling populer. Rule of thirds adalah merupakan penyederhanaan dari konsep golden section. Komposisi ini membagi bidang gambar dalam 3 bagian yang sama besar dan proporsional baik horisontal maupun vertikal. Dari pembagian tersebut, terbentuk garis-garis dan empat titik perpotongan garis tersebut. Sebaiknya foto yang paling menarik ditempatkan di salah satu titik tersebut.
            Komposisi yang unik bisa diperoleh dengan menempatkan objek-objek kunci pada pertemuan garis bagi tiga pada setiap objek bidikan.

Gambar 5.12
Komposisi rule of thirds


               photoinf.com

            Filosofi dari konsep rule of thirds ini adalah untuk menghindari komposisi simetris yang bisanya terkesan membosankan. Aturan rule of thirds ini berlaku untuk sebagian besar jenis fotografi. Rule of thirds sangat cocok untuk objek yang berbentuk asimetris.
            Menurut Ardiyanto Nugroho dalam “Kuasai Fotografi Digital dan DSLR dari Nol” ada 2 alasan utama mengapa komposisi rule of thirds dipilih oleh fotografer.
1.      Ingin menciptakan kesan luas pada foto. Komposisi sepertiga akan sangat menguntungkan jika foto tersebut akan diperbesar berkali-kali lipat.
2.      Ingin menunjukkan keindahan alam dan objek utama sekaligus.

Gambar 5.13
Foto dengan komposisi rule of thirds

           digital-photography-school.com


                   shutterfreaks.com
            Kini setiap kamera DSLR maupun non-DSLR biasanya sudah mempunyai fasilitas garis maya atau gridlines hanya mungkin belum diatur pada menu kamera.


Garis
            Garis merupakan elemen visual yang paling mendasar dalam fotografi. Menurut Enche Cjin dalam “Kamera DSLR itu Mudah” setidaknya ada 3 jenis garis yang dapat membangun karakteristik berbeda pada setiap foto.
            Semakin panjang garisnya semakin besar dampaknya terhadap foto. Garis yang panjang mencuri perhatian. Garis tegak menggambarkan ketegasan dan kekuatan, sedangkan garis yang melengkung atau berombak menggambarkan penyimpangan, suasana santai dan fleksibel.
            Orientasi vertikal dan horisontal memberikan kesan stabil, kaku dan formal. Contohnya seperti pilar gedung. Garis vertikal juga memberikan kesan kekuatan dan bahkan pertumbuhan. Garis horisontal menyiratkan kestabilan.
            Garis yang miring atau diagonal menyiratkan kesan dinamis, semangat kehidupan, gerakan dan perubahan. Kita juga mersakan ketidakstabilan saat melihat garis diagonal.
            Garis yang tebal menyiratkan keberatan, kekuatan dan kekakuan. Sedangkan garis yang tipis menyiratkan kelemahan, kelembutan dan kehalusan. Kombinasi garis-garis dalam foto juga bisa menarik apalagi garis tersebut membentuk suatu kesatuan. Misalnya arahnya sama atau karakternya sama. Memasukkan garis yang tidak harmonis atau berbeda arah dan karakter akan membingungkan dan mengaburkan point of interest dari foto tersebut. Garis bisa membantu penikmat foto melihat arah foto, entah ke kiri, ke kanan, atas bawah atau sebaliknya. Garis-garis yang membentuk objek bisa jadi sangat ritmis. Artinya garis tersebut membentuk pola-pola yang dibentuk berulangkali sehingga menciptakan objek yang utuh dan luwes.

Gambar 5.14
Contoh foto dengan komposisi garis menuju arah yang sama

                       National Geographic


                                            inimagine.com    
Repetisi
            Komposisi yang menganut prinsip repetisi mengacu pada bentuk yang muncul berulang-ulang, seperti pola dan tekstur yang mempunyai bentuk sama dan mengalami perulangan. Kekuatan komposisi ini akan tergantung pada pencahayaan yang ada. Semakin keras cahayanya, semakin kontras dan nampak detailnya.
            Repetisi dan paduan elemen garis, bentuk yang berulang-ulang yang harmonis akan membentuk irama. Perpaduan yang baik ini cukup sulit jika fotografer tidak peka dengan setiap bentuk baik cahaya, garis, benda dan warna di sekitarnya. Perubahan posisi, arah cahaya, ruang tajam dan lain-lain akan sangat berdampak pada hasil foto.

Gambar 5.15
Contoh foto dengan komposisi ritme


              shutterstock.com

Bingkai/ frame
            Konsep bingkai jika digunakan oleh fotografer akan menuntun mata penikmat foto ke objek yang paling menarik. Objek yang bisa digunakan sebagai bingkai antara lain jendel, pintu, bunga, daun dan sebagainya. Frame tidak harus memiliki bentuk geometris sempurna.
            Ukuran bingkai bisa bermacam-macam dan kita sebagai fotografer bisa memutuskan seberapa dominan bingkai tersebut. Bingkai terkadang juga dipergunakan untuk memberkan tambahan informasi tentang objek, sekeliling objek serta lingkungan yang digunakan saat pengambilan gambar.
            Saat mengkomposisikan foto dengan prinsip bingkai, perhatikan pencahayaan antara bingkai dengan objek foto utamanya. Bila tidak sama, maka salah satunya akan lebih gelap daripada yang lain. Jika hal tersebut terjadi mak diperlukan pencahayaan buatan.

Gambar 5.16
Contoh foto dengan memakai bingkai


   gettyimages.com

Skala/ proporsi
            Kita bisa mengkomposisikan foto sedemikian rupa untuk menunjukkan perbandingan ukuran antara objek foto dengan lingkungannya atau dengan objek lain. Perbandingan tersebut akan mempengaruhi persepsi penikmat foto.

Gambar 5.17
Contoh foto dengan prinsip skala/ proporsi


                                inmagine.com

 Beberapa prinsip komposisi yang lain

Komposisi warna
            Komposisi warna adalah komposisi yang bermain dengan susunan warna yang senada, yang bergradasi, warna yang berlawanan, baik yang beruba bentuk maupun garis atau hal lain yang lebih menonjol sehingga mempunyai daya tarik.
Gambar 5.18
Contoh foto dengan komposisi warna

                              inmagine.com
 Komposisi statis
            Ciri-ciri komposisi statis adalah dimana elemen visualnya terlihat kaku, bisanya komposisi ini menggambarkan keadaan nyata, ketenangan, kemuliaan, dan lainnya yang bersifat tidak bergerak.

Gambar 5.19
Contoh foto dengan komposisi statis


                National Geographic

 Komposisi piramida
            Komposisi piramida biasanya mengacu pada tatanan benda atau obyek yang  mengerucut. Benda-benda yang ditata maupun tidak, membentuk seperti piramida.
Gambar 5.20
Contoh foto dengan komposisi piramida


                          digital-photography-school.com


Komposisi segitiga
            Pada komposisi segitiga, biasanya objek berada di tiga titik yang berbentuk segitiga baik yang sama panjang maupun tidak.

Gambar 5.21
Contoh foto dengan komposisi segitiga


                                      inmagine.com

Komposisi dinamis
            Semua objek visual tampak bergerak atau memberi kesan gerak. Biasanya komposisi ini berhasil dalam menggambarkan suasana, tingkah laku, kehidupan, kejadian dan sebagainya.
Gambar 5.22
Contoh foto dengan komposisi dinamis

      canonsd1400is.net
Komposisi keseimbangan dinamis
            Dalam komposisi ini kita dapat memadukan antara benda statis dengan yang dinamis agar menjadi komposisi yang seimbang. Misalnya, pemadangan gunung yang dipadukan dengan pepohonan yang lebih dekat dengan kamera.
Gambar 5.23
Contoh foto dengan komposisi keseimbangan dinamis


          shutterstock.com

Komposisi bentuk/rupa
            Komposisi ini mencirikan suatu bentuk/ rupa yang kebundaran atau kekotakan, dimana berhubungan dengan ketigadimensian suatu obyek. Misalnya komposisi bulat seperti foto kubah, bola, ban mobil dan lain-lain. Komposisi huruf S, misalnya jalan berkelok dan sebagainya.
Gambar 5.24
Contoh foto dengan komposisi bentuk kebundaran dan S


             gettyimages.com

Komposisi tekstur
Tekstur memberikan gambar permukaan dari obyek-obyek yang kita foto, baik benda mati maupun hidup, ada yang kasar, licin, halus, abrasive dan lainnya. Dengan memperlihatkan tekstur memberikan kesan bagaimana perabaan benda tersebut dan juga memperkuat kesan realism foto tersebut.
Gambar 5.25
Contoh foto dengan komposisi tekstur


                   gettyimages.com

Komposisi pengalihan pandangan
Pada komposisi ini biasanya yang melihat akan dituntun menuju arah pusat inti gambar dari sekian banyak gambar dalam suatu bidang gambar.
Gambar 5.26
Contoh foto dengan komposisi pengalihan pandangan
                       National Geographic
Komposisi pembekuan (freeze)
Komposisi ini memanfaatkan kecepatan rana tinggi dalam membekukan suatu obyek bergerak. Selain perlu perhitungan yang tepat, juga perlu memperhatikan pencahayaan, sudut pengambilan gambar dan penempatan latar belakang.
Gambar 5.27
Contoh foto dengan komposisi pembekuan

                 reportase.com
Kesimpulan:
1.      Prinsip komposisi digunakan agar foto tampak lebih hidup dan tidak membosankan.
2.      Komposisi membuat objek yang kita foto tampak 3 dimensi.
3.       Komposisi membantu kita mengabaikan objek-objek yang tidak teratur dan memaksa kita memburu momen-momen yang lebih menarik sesuai dengan kaidah-kaidah komposisi yang berlaku.
4.      Aturan komposisi yang paling umum adalah rule of thirds.
5.      Ada 5 prinsip komposisi yang biasa dipakai adalah perspektif, rule of thirds, garis , repetisi, dan skala/ proporsi.
6.      Prinsip komposisi lain adalah warna, statis, piramida, segitiga, dinamis, keseimbangan dinamis, bentuk/rupa, tekstur, pengalihan pandangan, pembekuan/freeze.

Pertanyaan latihan:
1.      Ceritakan prinsip komposisi “the rule of thirds”?
2.      Apa yang ingin ditonjolkan dalam komposisi statis?
3.      Apakah elemen yang paling menarik dari komposisi dinamis?
4.      Mengapa komposisi menjadi elemen yang penting dalam sebuah teknik fotografi?
5.      Berikan contoh foto yang menggunakan komposisi repetisi.
 
Daftar bacaan :

Nana Lesmana. 2011. Memotret dengan DSLR. Jakarta: Mediakita.

Ardiyanto Nugroho. 2012. Kuasai Fotografi Digital dan DSLR dari Nol. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Enche Tjin. 2011. Kamera DSLR itu Mudah. Jakarta: Bukune.

Edi S. Mulyanta. 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.


1 komentar:

  1. makasih pak atas tutorialnya yang lengkap beserta ulasan pertanyaan sangat membantu.
    apalagi kebetulan cocok dengan materi ujian saya, jadi sangat membantu

    terimakasih banyak :D

    BalasHapus